Ngaji Kitab Durratun Nashihin Bersama Gus Najah (Episode 4)

Pemdes Panggungsari_Ekhsan 19 Agustus 2024 12:25:36 WIB

Siapakah Orang-Orang yang Shalih?

Orang shalih adalah mereka yang menghabiskan umurnya dalam ketaatan kepada Allah dan menginfakkan seluruh harta mereka dalam perkara yang diridhoi oleh-Nya. Keshalihan seseorang tidaklah hak prerogatif Allah yang diberikan secara sembarangan. Sebaliknya, predikat shalih itu diraih melalui amal dan usaha manusia itu sendiri. Namun, meski begitu, jaminan surga bagi mereka tidaklah mutlak. Surga hanya dapat diraih oleh mereka yang terus menjaga amalnya hingga akhir hayat.

Seorang hamba yang bijak dalam menjalani kehidupan juga meripakan salah satu indicator keshalihan seorang hamba. Hamba yang bijak adalah mereka yang mampu menjaga keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat. Setiap amal duniawi yang mereka lakukan memiliki nilai ukhrowi, karena didasarkan pada niat yang benar dan sesuai dengan syariat. Kebijaksanaan seorang hamba hanya bisa didapatkan melalui ilmu yang mumpuni, yang memampukan mereka untuk menimbang setiap tindakan dalam kerangka ketaatan kepada Allah.

Keseimbangan antar dunia dan akhirat sangat selaras dengan doa yang diajarkan dalam Islam, doa yang kita kenal dengan sebutan doa sapu jagad: "Rabbana atina fid-dunya hasanah wa fil-akhirati hasanah wa qina 'adzab an-nar". Doa ini mengandung permohonan agar diberi kebaikan di dunia dan akhirat, serta dijauhkan dari siksa neraka, yang mencerminkan betapa pentingnya menjaga keseimbangan antara kebaikan dunia yang selalu diiringi dengan kebaikan di akhirat.

Selain itu, orang-orang yang shalih juga termasuk mereka yang mendapatkan nikmat hakiki, yaitu derajat dekat dengan Allah. Mereka adalah orang-orang yang berhasil mengalahkan hawa nafsunya. Perang melawan hawa nafsu tentu bukanlah hal yang mudah. Bahkan, sering kali perjuangan ini terasa sangat berat dan penuh tantangan. Namun, inilah yang membuat derajat orang shalih begitu istimewa di sisi Allah.

Salah satu cara efektif untuk mengalahkan hawa nafsu adalah dengan uzlah, yaitu mengurangi pergaulan dengan orang-orang yang banyak melakukan maksiat. Dengan uzlah, seseorang dapat menjaga diri dari pengaruh buruk dan lebih fokus dalam memperbaiki diri. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk selalu berkumpul dengan orang-orang yang membawa pada amal baik, karena lingkungan yang baik akan sangat membantu dalam menjaga dan meningkatkan keshalihan seseorang.

Indikator Keshalihan: Manfaat Bagi Diri Sendiri dan Sekitar

Indikator lain dari keshalihan seseorang adalah sejauh mana keberadaan mereka bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Orang shalih tidak hanya fokus pada ibadah pribadi, tetapi juga pada bagaimana mereka bisa memberikan dampak positif bagi orang lain di sekitarnya. Dalam Islam, keberadaan yang bermanfaat adalah cerminan dari keshalihan, karena seorang hamba yang baik adalah yang selalu berusaha menebar kebaikan dan memperbaiki kondisi di sekelilingnya.

Manfaat ini bisa berwujud dalam berbagai bentuk, mulai dari akhlak yang mulia, memberikan nasihat yang baik, hingga kontribusi dalam bentuk materi atau jasa yang membawa kemaslahatan bagi banyak orang. Orang shalih, dengan demikian, adalah mereka yang selalu berusaha menjadi agen kebaikan di mana pun mereka berada.

Semoga kita selalu berada dalam bimbingan-Nya sehingga tergolong sebagai hamba-hambaNya yang sholih dan banyak menebar manfaat di sekeliling kita. Aamiin.

Wallahu A’lam…

Dokumen Lampiran : Ngaji Kitab Durratun Nashihin Bersama Gus Najah (Episode 4)


Komentar atas Ngaji Kitab Durratun Nashihin Bersama Gus Najah (Episode 4)

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
 

Layanan Mandiri


Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.

Masukkan NIK dan PIN!

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah pengunjung

Lokasi PANGGUNGSARI

tampilkan dalam peta lebih besar