Ngaji Kitab Durratun Nashihin Bersama Gus Najah (Episode 3)

Pemdes Panggungsari_Ekhsan 19 Agustus 2024 12:24:31 WIB

Nikmat Hakiki di Hadapan Allah: Bukanlah Materi, Melainkan Kedekatan dengan-Nya

Dalam kehidupan ini, kita sering kali terpaku pada pencarian harta duniawi. Kekayaan, status, dan kedudukan menjadi tolak ukur keberhasilan di mata manusia. Namun, dalam pandangan Allah, nikmat hakiki bukanlah terletak pada materi, melainkan pada derajat kedekatan seseorang dengan-Nya. Hal ini dijelaskan oleh Syekh Usman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakiri Al-Khubawi, pengarang kitab Durratun Nashihin. Surat An-Nisa ayat 59 menerangkan bahwa orang-orang yang taat kepada Allah & Rasul-Nya akan mendapatkan kenikmatan dari sisi Allah. Mereka akan dikumpulkan bersama para Nabi, orang-orang ShiddiqI, para syahid, dan orang-orang yang Shalih.

Dari ayat tersebut, bisa dipahami bahwa kenikmatan yang mulia dan Istimewa di sisi Allah bukanlah kenikmatan yang sifatnya materi atau harta benda, melainkan kenikmatan yang berupa derajat mulia di sisi Allah. Bahkan melalui ayat tersebut Allah menegaskan kenikmatan derajat dekat dengan Allah tidak bisa sembarangan diberikan kepada para hamba-Nya, melainkan hanya kepada hamba-hambaNya yang mau taat kepadaNya dan Rasul-Nya. Berbeda dengan kenikmatan materi dan harta benda yang oleh Allah diberikan kepada seluruh hamba bahkan makhluk-Nya.

Materi dunia, seperti harta dan kekayaan, hanyalah titipan sementara yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an:

"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak; seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning, kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Al-Hadid: 20)

Dari ayat ini, jelas bahwa harta dunia hanya bersifat sementara dan bisa melalaikan kita dari tujuan hidup yang sebenarnya, yaitu meraih keridhaan Allah. Kekayaan yang sejati adalah yang digunakan di jalan Allah, baik untuk membantu sesama, berdakwah, maupun kegiatan amal lainnya. Harta yang demikian akan menjadi tabungan kita di akhirat kelak.

Namun, nikmat terbesar dan hakiki adalah derajat kedekatan kita dengan Allah. Derajat ini tidak bisa dicapai hanya dengan harta, tetapi melalui amal ibadah, keimanan yang kokoh, dan keikhlasan dalam setiap perbuatan. Para nabi adalah contoh teladan dalam meraih derajat yang tinggi di sisi Allah. Mereka bukanlah orang-orang yang selalu bergelimang harta, tetapi mereka adalah orang-orang yang sangat dekat dengan Allah karena keimanan, ketakwaan, dan pengabdian mereka.

Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

"Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya." (QS. An-Nisa: 125)

Nabi Ibrahim A.S, salah satu nabi yang mendapatkan kedudukan mulia di sisi Allah, adalah contoh bahwa kedekatan dengan Allah bisa diraih dengan keikhlasan dan pengorbanan dalam ketaatan kepada-Nya. Beliau, meskipun diuji dengan berbagai cobaan, tetap taat dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah.

 

Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam harus menyadari bahwa tujuan hidup kita bukanlah untuk mengumpulkan harta dunia semata, melainkan untuk meraih ridha Allah dan dekat dengan-Nya. Harta dunia hanya akan bernilai jika digunakan di jalan Allah, sedangkan kedekatan dengan-Nya akan membawa kita kepada kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.

Semoga kita semua termasuk hamba-hamba Allah yang diberikan nikmat hakiki, yaitu derajat dekat dengan-Nya, sebagaimana para nabi yang telah diberikan kedudukan mulia di sisi Allah. Aamiin.

Wallahu A’lam

Dokumen Lampiran : Ngaji Kitab Durratun Nashihin Bersama Gus Najah (Episode 3)


Komentar atas Ngaji Kitab Durratun Nashihin Bersama Gus Najah (Episode 3)

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
 

Layanan Mandiri


Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.

Masukkan NIK dan PIN!

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah pengunjung

Lokasi PANGGUNGSARI

tampilkan dalam peta lebih besar