Ngaji Kitab Durratun Nashihin Bersama Gus Najah (Episode 1)

Pemdes Panggungsari_Ekhsan 05 Agustus 2024 20:49:43 WIB

Selamat datang dalam artikel berseri ini yang akan mengulas ulang pengajian kitab Durratun Nashihin di bawah bimbingan Gus Najah, seorang kyai di Desa Panggungsari. Gus Najah dikenal sebagai seorang ulama yang istiqamah dalam mengajar dari satu majlis ke majlis lain setiap hari tanpa kenal tanggal merah. Dengan kepribadian yang sederhana dan gaya mengajar yang santai, Gus Najah berhasil menciptakan suasana belajar yang nyaman dan penuh keakraban bagi jamaahnya.

Kitab Durratun Nasihin, karya Syekh Usman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakiri Al-Khubawi, adalah salah satu karya yang sangat berharga dalam penyampaian dakwah Islam. Ditulis pada abad ke-18, kitab ini menawarkan dakwah melalui kisah-kisah teladan yang tidak hanya memperkaya pengetahuan tetapi juga menginspirasi masyarakat untuk lebih mendalami ajaran islam. Syekh Usman, seorang ulama asal Konstantinopel (Istanbul) yang wafat pada tahun 1224 H, mengumpulkan kisah-kisah teladan umat terdahulu sebagai media dakwah untuk masyarakat luas, dengan tujuan menjadikan ajaran Islam lebih mudah dipahami dan diterima.

Namun, penting untuk diingat bahwa Durratun Nasihin mengandung banyak penukilan dari berbagai sumber, termasuk tafsir dan hadis. Dalam setiap sub-pembahasan, pengarang memaparkan ayat-ayat Al-Qur'an, hadis, dan komentar ulama untuk memperkaya pembahasan. Meskipun kitab ini kaya akan referensi, tidak semua hadis yang terdapat di dalamnya terjamin keabsahannya. Dr. Ahmad Lutfi Fathullah, seorang ahli hadis dari Universiti Kebangsaan Malaysia, mengungkapkan bahwa sekitar 30% hadis dalam kitab ini adalah maudhu’ atau palsu. Hal ini mengingatkan kita untuk lebih berhati-hati dalam menerima dan menyebarluaskan isi kitab ini.

Melalui artikel berseri ini, penulis berusaha menyajikan pemahaman yang diperoleh dari pengajaran Gus Najah serta menyajikan pandangan kritis terhadap kitab Durratun Nasihin. Diharapkan, pembaca dapat memperoleh manfaat dari penjelasan ini dengan tetap memperhatikan validitas hadis dan konteks pengajaran yang disampaikan.

Tiga Perintah yang Bergandengan

Dalam Al-Qur'an, terdapat tiga ayat yang menunjukkan keterkaitan antara dua perkara yang tidak boleh dipisahkan. Mengabaikan salah satunya berarti menghilangkan nilai dari perkara lainnya. Berikut penjelasannya:

  1. وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ

   (Dirikan shalat dan tunaikan zakat

   Ayat ini menegaskan pentingnya shalat dan zakat. Shalat tanpa zakat tidak akan lengkap, dan sebaliknya, zakat tanpa shalat juga tidak sempurna.

  1. 2. أَطِیعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِیعُوا۟ ٱلرَّسُولَ

   (Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul

   Barang siapa mengaku taat kepada Allah tetapi tidak diiringi dengan taat kepada Rasulullah SAW, maka ketaatannya pada Allah akan tertolak.

  1. أَنِ ٱشۡكُرۡ لِی وَلِوَ ٰلِدَیۡكَ

   (Bersyukurlah padaku dan pada kedua orang tuamu

   Bersyukur kepada Allah harus diiringi dengan bersyukur kepada kedua orang tua. Allah tidak menerima syukur jika seseorang durhaka kepada orang tuanya. Hal ini sejalan dengan hadis Nabi Muhammad SAW:

من أرضى والديه فقد أرضى الله، ومن أسخط والديه فقد أسخط الله

   “Siapa yang mendapat ridha kedua orang tuanya, maka ia telah diridhoi oleh Allah SWT. Siapa yang mendapat murka kedua orang tuanya, maka ia telah dimurka oleh Allah SWT.” (Dikutip dari kitab Tanbihul Ghofilin)

Kisah Nabi Sulaiman dan Pemuda di Dalam Kubah Berlian

Dikisahkan Nabi Sulaiman A.S telah menjelajah ke seluruh penjuru langit dan bumi. Suatu hari, ia sampai di tepi sebuah laut yang dikelilingi oleh ombak besar yang tidak seperti biasanya. Melihat hal tersebut, Nabi Sulaiman A.S memerintahkan angin untuk menjadi tenang, dan seketika, angin pun menjadi tenang.

Setelah laut tenang, Nabi Sulaiman A.S meminta jin Ifrit untuk menyelam ke dasar laut. Begitu Ifrit sampai di dasar laut, ia menemukan sebuah kubah putih yang terbuat dari berlian yang sangat indah. Kubah tersebut tidak memiliki lubang dan celah. Ifrit kemudian membawa kubah tersebut ke daratan di hadapan Nabi Sulaiman A.S.

Nabi Sulaiman A.S terheran-heran melihat kubah indah tersebut bisa berada dalam dasar laut dan berdoa kepada Allah SWT untuk membuka kubah itu. Ketika kubah terbuka, tampaklah seorang pemuda yang sedang bersujud di dalamnya. Nabi Sulaiman A.S bertanya kepada pemuda itu, "Siapa kamu? Apakah kamu termasuk golongan malaikat, jin, atau manusia?"

Pemuda itu menjawab dengan tenang, "Aku adalah seorang manusia."

Nabi Sulaiman A.S kemudian bertanya lagi, "Apa sebabnya kamu bisa mendapatkan karomah yang luar biasa ini?"

Dengan penuh rasa hormat, pemuda itu menjawab, "Karena aku berbakti kepada orang tua. Ketika ibuku sudah sepuh, aku menggendongnya di atas punggungku. Sepanjang aku menggendongnya, ia selalu berdo’a pada Allah untukku agar aku dilimpahkan dengan rasa qana’ah dan memberikan padaku sebuah tempat yang bukan di bumi dan bukan di langit. Setelah ibuku wafat, aku berjalan di tepi laut dan tiba-tiba aku melihat ada sebuah kubah dari berlian. Aku mendekat kepadanya lalu terbukalah kubah itu. Aku masuk ke dalamnya lalu tertutuplah kubah itu. Selama di dalamnya, aku tidak tahu apakah aku berada di langit  atau di bumi, tetapi Allah tetap memberikan rezeki padaku."

Nabi Sulaiman A.S semakin keheranan dan bertanya lagi, “Bagaimana Allah memenuhi rezekimu di dalamnya?”

“Ketika aku merasa lapar, Allah menciptakan sebatang pohon yang tumbuh darinya buah-buahan. Jika aku merasa haus, maka mengalirlah Sungai yang airnya lebih putih dari susu, lebih manis dari madu, dan lebih segar dari salju.”, jawab pemuda tersebut.

Nabi Sulaiman kian dipenuhi dengan rasa penasaran dan Kembali bertanya, “Bagaimana caramu mengetahui siang dan malam dari dalam kubah itu?”.

Pemuda tersebut menjawab, “Jika datang waktu fajar, kubah tersebut bercahaya putih, dan aku menandainya sebagai waktu siang. Jika masuk waktu petang, kubah tersebut menjadi gelap, dan aku menandainya sebagai waktu malam.”

Setelah mendengar jawaban tersebut Nabi Sulaiman A.S mendoakan anak tersebut lalu ia kembali ke dalam kubah dan pulang sebagaimana mulanya.

Berbakti pada Orang Tua yang Sudah Wafat

Setelah menceritakan kisah pemuda yang berbakti kepada ibunya hingga mendapatkan karunia yang luar biasa dari Allah, Gus Najah melanjutkan penjelasannya dengan memberikan keterangan mendalam tentang cara berbakti kepada orang tua yang telah meninggal. Ia menjelaskan bahwa berbakti kepada orang tua tidak berhenti setelah mereka meninggal dunia. Sebaliknya, ada cara-cara lain yang bisa kita lakukan untuk menghormati dan melanjutkan amalan baik mereka.

Gus Najah kemudian menceritakan bagaimana ia, sebagai bentuk bakti dan penghormatan kepada ibunya yang telah wafat, meneruskan amalan baik yang biasa dilakukan oleh ibunya semasa hidup. Ibunya, yang dikenal sebagai sosok yang sangat menghargai tamu, selalu menjamu setiap tamu yang datang ke rumah dengan kopi, tidak peduli dari mana mereka berasal, berapa lama mereka tinggal, atau berapa kali mereka datang. Ini adalah bentuk penghargaan dan pemuliaan terhadap tamu yang dilakukan ibunya dengan penuh keikhlasan.

Mengikuti teladan ibunya, Gus Najah pun memutuskan untuk melanjutkan amalan tersebut. Setiap tamu yang datang ke rumahnya, tanpa terkecuali, akan dijamu dengan kopi. Ini adalah bentuk komitmennya untuk meneruskan tradisi dan amalan baik yang telah dilakukan ibunya. Bagi Gus Najah, menjamu tamu dengan kopi adalah lebih dari sekadar tindakan sosial; ini adalah wujud dari bakti dan penghormatan yang mendalam kepada ibunya.

Dengan melanjutkan amalan ini, Gus Najah tidak hanya menghormati dan mengenang ibunya tetapi juga memastikan bahwa nilai-nilai kebaikan dan penghargaan terhadap tamu yang telah diajarkan oleh ibunya tetap hidup dan dirasakan oleh banyak orang. Ini adalah contoh nyata bagaimana kita bisa berbakti kepada orang tua yang telah meninggal dunia dengan melanjutkan amalan baik mereka dan menjaga warisan kebaikan mereka tetap berlanjut.

Dokumen Lampiran : Ngaji Kitab Durratun Nashihin Bersama Gus Najah (Episode 1)


Komentar atas Ngaji Kitab Durratun Nashihin Bersama Gus Najah (Episode 1)

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
 

Layanan Mandiri


Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.

Masukkan NIK dan PIN!

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah pengunjung

Lokasi PANGGUNGSARI

tampilkan dalam peta lebih besar